Bagaimana cara menetapkan tujuan agar berhasil?

Oleh Tracy Epton, Universitas Manchester, Inggris Raya

Penentuan tujuan adalah teknik yang populer

Ada banyak teknik yang dapat digunakan untuk mengubah perilaku (93 teknik menurut daftar ini!). Penentuan tujuan (goal setting) adalah teknik yang telah banyak digunakan oleh sebagian besar orang. Penentuan tujuan bahkan juga digunakan oleh badan amal sebagai bagian dari program penurunan berat badan (mis., Alcohol Concern, sebuah badan amal di Inggris yang meminta masyarakat menetapkan tujuan untuk berhenti minum alkohol selama bulan Januari); penentuan tujuan juga bahkan digunakan dalam aplikasi untuk kebugaran. Sebuah ulasan mengamati 384 tes efektivitas teknik penentuan tujuan di berbagai bidang kehidupan untuk melihat apakah penentuan tujuan memberi hasil, tipe tujuan mana yang paling berhasil, dan apakah teknik penentuan tujuan dapat berhasil untuk semua orang.

Apakah penentuan tujuan dapat digunakan untuk mengubah perilaku?

Penentuan tujuan dapat mengubah perilaku yang berbeda-beda (misalnya perilaku daur ulang sampah, perilaku berolahraga, dan penentuan tujuan dalam bidan pendisikan dan kesehatan) bahkan ketika digunakan secara mandiri tanpa teknik perubahan perilaku yang lain.

Hal yang menarik adalah penetapan tujuan tidak selalu memberi hasil yang lebih baik ketika dikombinasikan dengan teknik perubahan perilaku lain. Misalnya, menambahkan umpan balik (feedback) ke dalam intervensi penetapan tujuan tidak dapat meningkatkan efektivitas intervensi (mis., menginformasikan kepada individu mengenai posisinya saat ini dan/atau kemajuan yang telah dicapai untuk meraih tujuan). Hal lain yang lebih penting untuk diingat: membuat individu menyampaikan secara eksplisit komitmennya terhadap tujuan atau sekedar bertanya tentang seberapa besar komitmennya terhadap tujuan, sebenarnya dapat mengurangi efektivitas teknik penentuan tujuan.

Di sisi lain, menambahkan teknik penentuan tujuan dapat meningkatkan efektivitas teknik perubahan perilaku yang lain. Intervensi yang memantau kinerja individu, namun tanpa umpan balik akan lebih efektif ditambahkan dengan teknik penetapan tujuan (mis., mencatat seberapa banyak buah dan sayuran yang dimakan seseorang).

Ada banyak faktor lain yang harus dipertimbangkan ketika menetapkan dan mengevaluasi tujuan. Beberapa faktor telah diketahui secara umum(mis., SMART) namun faktor yang lain masih kurang dipertimbangkan.

Apa yang dapat meningkatkan efektivitas penentuan tujuan dalam mengubah perilaku?

Ada mitos bahwa menetapkan tujuan yang mudah dicapai akan lebih efektif untuk hal-hal seperti menurunkan berat badan. Namun, perubahan perilaku akan berhasil jika individu menetapkan tujuan yang sulit tercapai. Yang dimaksud dengan tujuan yang sulit tercapai adalah tujuan yang sekiranya akan mampu dicapai hanya oleh sebagian kecil orang saja. Tujuan yang seperti ini lebih efektif untuk mengubah perilaku daripada tujuan yang moderat (yang sekiranya akan mampu dicapai oleh 15-50% orang) atau tujuan yang mudah (yaitu, tujuan yang dapat dicapai oleh banyak orang, atau lebih dari setengah).

Memberitahukan tujuan yang ingin dicapai kepada orang lain adalah cara yang baik untuk memperbesar kemungkinan kesuksesan perubahan perilaku. Tujuan atau kemajuan akan lebih bisa tercapai, jika tujuan tersebut disampaikan secara publik (misalnya, bertatap muka dengan seseorang saat menetapkan tujuan atau memberitahukan kepada orang lain tentang tujuan tersebut, misalnya memberitahu rekan kerja tentang rencana untuk berhenti merokok). Bahkan menuliskan tujuan dan meletakkannya di tempat umum juga merupakan salah satu rekomendasi dalam bidang Psikologi Olahraga.

Bergabung dalam kelompok untuk meraih tujuan yang sama juga memperbesar kemungkinan untuk berhasil mengubah perilaku. Menetapkan sebuah tujuan besar secara bersama-sama sebagai keluarga, tim kerja, tim olahraga, atau bahkan dengan teman-teman akan lebih efektif daripada menetapkan tujuan yang sama persis secara individu.

Ada faktor-faktor tertentu yang tidak terlalu penting ketika menetapkan sebuah tujuan

Tujuan yang berfokus pada perilaku (misalnya, hanya makan 1.200 kalori per hari) sama efektifnya dengan tujuan yang berfokus pada hasil (misalnya, menghilangkan beberapa kilogram berat badan setiap minggunya).

Tujuan yang berfokus untuk meningkatkan kinerja berdasarkan kondisi saat ini (mis., berjalan 5.000 langkah lebih banyak per hari) sama efektifnya dengan tujuan yang didasari oleh standar eksternal (misalnya. berjalan 10,000 langkah per hari).

Semua tujuan sama efektifnya, baik itu tujuan yang ditetapkan oleh diri sendiri, ditetapkan oleh orang lain, maupun tujuan yang ditetapkan secara bersama. Tidak ada perbedaan tingkat efektivitas dalam hal jumlah tujuan; seseorang dapat menetapkan lebih dari satu tujuan secara sekaligus atau berulang kali menetapkan tujuan yang sama selama periode waktu tertentu.

Rekomendasi praktis

Praktisi kesehatan harus mempertimbangkan beberapa hal berikut jika ingin mendorong pasien untuk menetapkan tujuan, atau jika praktisi menetapkan tujuan untuk pasien.

Mintalah individua tau pasien untuk:

  1. Menetapkan tujuan yang cukup sulit – Tujuan yang cukup sulit ini akan membantu individu mencapai lebih banyak kemajuan
  2. Menginformasikan tujuan yang ingin dicapai kepada orang lain – Hal ini memungkinkan pencapaian tujuan yang lebih sukses daripada menyimpan tujuan hanya untuk diri sendiri
  3. Menetapkan tujuan bersama – tujuan Bersama dalam kelompok yang lebih besar akan lebih efektif daripada beberapa tujuan yang ditetapkan secara individu

Hal-hal yang harus dihindari

  1. Jangan bertanya tentang komitmen seseorang terhadap tujuan yang ingin dicapainya: jika orang tersebut tidak terlalu berkomitmen, pertanyaan ini bisa menjadi bumerang karena dapat membuatnya menarik diri dari komitmen tersebut!

[Diterjemahkan oleh Astin Sokang]

Join Our Blog

Signup today to get notified when new relevant blog posts are published.

And don’t worry, we hate spam too! You can unsubscribe at anytime.